Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sabtu, 28 Januari 2012

Henry Wood

0 komentar

Image by Wikipedia

Sir Henry Joseph Wood, CH (3 Maret 1869 - 19 Agustus 1944) adalah seorang dirigen Inggris terkenal karena hubungannya dengan rangkaian tahunan London konser promenade, yang dikenal sebagai prom. Ia melakukan itu selama hampir setengah abad, memperkenalkan ratusan karya baru untuk penonton Inggris. Setelah kematiannya, konser secara resmi dinamai untuk menghormatinya sebagai "Konser Promenade Kayu Henry", meskipun mereka terus umumnya disebut sebagai "prom".
Lahir dalam keadaan sederhana untuk orang tua yang mendorong bakat musiknya, Kayu memulai karirnya sebagai suatu organ. Selama studi di Royal Academy of Music, ia datang di bawah pengaruh guru suara Manuel Garcia dan menjadi pemain piano nya. Setelah bekerja sama untuk perusahaan opera Richard D'Oyly Carte pada karya Arthur Sullivan dan orang lain, Kayu menjadi konduktor dari sebuah perusahaan tur kecil opera. Dia segera terlibat oleh Perusahaan Rosa lebih besar Carl Opera. Salah satu peristiwa penting dalam karir opera nya sedang melakukan pemutaran perdana Inggris Tchaikovsky Eugene Onegin pada tahun 1892.

Dari pertengahan tahun 1890-an-sampai kematiannya, Kayu terfokus pada konser melakukan. Dia terlibat oleh impresariat Robert Newman untuk melakukan serangkaian konser promenade di Hall Ratu, menawarkan campuran musik klasik dan populer dengan harga murah. Seri ini berhasil, dan Wood melakukan serangkaian pejalan kaki tahunan sampai kematiannya pada 1944. Pada tahun 1920, Wood mengarahkan repertoar sepenuhnya untuk musik klasik. Ketika Hall Ratu dihancurkan oleh bom tahun 1941, prom pindah ke Royal Albert Hall.

Kayu menolak conductorships kepala New York Philharmonic dan Orkestra Simfoni Boston, percaya itu tugasnya untuk melayani musik di Inggris. Selain prom, ia melakukan konser dan festival di seluruh negeri dan juga melatih orkestra mahasiswa di Royal Academy of Music. Dia memiliki pengaruh yang sangat besar pada kehidupan musik Inggris selama kariernya yang panjang: ia dan Newman sangat meningkat akses ke musik klasik, dan Wood meningkatkan standar bermain orkestra dan memelihara rasa publik, menyajikan repertoar besar musik mencakup empat berabad-abad.
Read More

Addie M.S.

0 komentar




Addie Muljadi Sumaatmadja dalam belantika musik lebih dikenal Addie M.S. Addie M.S. merupakan seorang arranger, komponis, dan dirigen Indonesia ang terkenal. Addie M.S. dilahirkan di Jakarta pada tanggal 7 Oktober 1959. Ia mulai belajar piano klasik pada tahun 1972. Di era 1980-an, beliau terkenal sebagai musisi profesional beraliran pop yang mengantarkan kesuksesan penyanyi tenar Indonesia seperti Vina Panduwinata, Harvey Malaiholo, Ikang Fauzi, dan Chrisye.

Ia sangat gigih mempopulerkan musik Klasik kepada masyarakat Indonesia. Misalnya, menyelenggarakan konser-konser kecil untuk anak-anak SD, di kampus-kampus, dan di berbagai program yang bertujuan membuka "pandangan" masyarakat akan keberadaan musik Klasik di Indonesia.

Ambisinya mengangkat kemegahan lagu nasional dalam format orkes simfoni terwujud dalam album Simfoni Negriku pada tahun 1992, bekerja sama dengan Victorian Phiharmonic Orchestra. Karyanya yang lain seperti Opera Anoman, hasil kerja samanya dengan Djaduk Ferianto.



Refrensi:
Ensiklopedia Musik Klasik

Lihat Pula:
Sejarah Musik Gamelan
Read More

Bandura

0 komentar
Bandura


Bandura adalah alat musik tradisional Ukraina. Alat musik ini memiliki ciri, seperti alat musik siter dan kecapi. Bandura memiliki senar melodi ditekan dengan jari pada papan bilah ganda, sedangkan senar luar dipetik untuk mengiringi melodi. Bandura yang dibuat sekitar tahun 1945 ini dihias rumit dengan tatahan dan ukiran daun ek.

Lihat Pula:
Sejarah Musik Gamelan
Read More

Jumat, 27 Januari 2012

Sejarah Musik Gamelan

0 komentar
Musik Gamelan


Pada awalnya, semua alat musik pada gamelan terbuat dari kayu. Akan tetapi, sejak adanya pengruh Hindu-Buddha di Jawa, gamelan mulai terbuat dari logam. Pada zaman Airlangga (1019-1049), alat musik gamelan ditambah dengan seruling. Fungsi gamelan saat itu untuk mengiringi pertunjukan wayang. Pada zaman Majapahit dan Demak sekitar abad ke-14, gamelan berfungsi untuk mengiringi wayang yang digunakan untuk keagamaan. Gamelan mencapai puncak kejayaannya pada zaman Mataram di bawah Sultan Agung Hanyakrakusuma (1613-1645). Sekita abad ke-18, alat-alat gamelan Jawa dapat dikatakan lengkap. Hasil peninggalan perngkat gamelan dapat kita lihat di Keraton Yogyakarta dan Surakarta. Misalnya, perangkat kodhok ngorek dan gamelan pusaka.
Read More